SEKS
PADA REMAJA
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah Promosi Kesehatan
Diampu
oleh Mursudarinah M.Kes
LOGO
Disusun
oleh :
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH SURAKARTA
2017/2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ SEKS BEBAS PADA REMAJA” .
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu
Mursudarinah M.Kes dan Teman-teman
yang sudah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini .
Makalah ini disusun untuk memberikan informasi kepada para
mahasiswa/i tentang “SEKS BEBAS PADA REMAJA”, serta guna memenuhi tugas yang telah diberikan kepada
kami. Kami menyadari bahwa dalam Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan. Semoga makalah
ini berguna bagi kita semua.
Surakarta, 04 Januari 2017
Penyusun
Lampiran Materi
A. Latar Belakang
Masa pubertas
merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur
8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri
kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada
wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami
pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan tumbuh
jakun. Sebagian besar remaja umur kawin pertama dalam usia belia (<19
tahun).
Pada masa puber
(13 tahun ke atas) adalah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti
dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu
besar. Bisa dibilang karena rasa ingin tahunya yang besar, semakin dilarang,
semakin penasaran dan akhirnya mereka berani untuk mengambil resiko tanpa
pertimbangan terlebih dahulu.
Di era gobalisasi
seperti yang kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan dari
bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak
kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak
cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan seks
bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan
bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas
dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat
umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat
sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja.
Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan
pacar.
Seks bebas itu
sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan
reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak mempunyai status.
Oleh karena itu
pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak
dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu
mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor
yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan seks
adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Kita telah
mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh
kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya
bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi nilai agama dan
pancasila. Selain itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan
budaya Barat semakin mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif )
alias bebas berbuat selama tidak mengganggu orang lain. Termasuk
dalam urusan seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku seks bebas remaja
memang tinggi sekali. Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks
bebas adlah suatu yang wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks
bebas. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma
yang mereka junjung, sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta
norma-norma yang harus kita junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan
diri kita dari seks bebas.
B. Batasan Masalah
Mengingat luasnya
permasalahan yang ada pada kalangan remaja dan mahasiswa diperlukan suatu
batasan masalah untuk dapat memberikan gambaran yang terarah, terperinci dan
tidak menyimpang dari apa yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, serta
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang diambil dalam Seks
Bebas Di Kalangan Remaja adalah :
1. Apakah
yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah
faktor – faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan
seks bebas?
3. Apa akibat
dari seks bebas?
4. Apa
yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?
5. Bagaimana
Pandangan islam terhadap seks bebas?
D. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui
apa yang dimaksud dengan seks bebas.
2. Mengetahui
faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3. Mengetahui
akibat dari seks bebas.
4. Mengetahui
cara mencegah terjadinya seks bebas.
5. Mengetahui
hukum seks bebas dalam agama islam.
PEMBAHASAN
A. Defenisi Seks Bebas
Seks bebas merupakan
hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan
perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma yang ada. Masalah seksbebas ini sering kita dengar baik
di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan,
masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman
yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung
bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga
sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja
adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampai
dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah
bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja
dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna kebanyakan
dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan
segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari
pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan
sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan
bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok
kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan
non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa
pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan
oleh pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk
mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal
yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan
alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun
menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka
tanggung. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini
sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya,
di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil.
Oleh karena itu,
dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan
kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak
seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya
kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang remaja ataupun
mahasiswa akan lebih berfikir ulang untuk melakukan seks bebas.
B. Faktor Pendorong
Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya,
kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih
lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah
jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan
yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh
karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari
kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan
sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus
orang-orang dewasa.
Bahkan sekarang
pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai
ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks,
ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau
kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata mereka berusia 16-25
tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak
yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang
remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah
terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di puji
dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang
berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih
milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita
jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan
norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita
sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan
sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri
kita, keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang mendorong
para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Karena
kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama
yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam
menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan
dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus
meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan
bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan
diluar agama tentu sangat minim.
2. Kurangnya
perhatian orang tua.
Orang tua sangat
berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat
diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya.
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila
orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan
mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga anak
yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan
perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang
tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatan remaja
atau mahasiswa tersebut.
3. Lengkapnya
fasilitas.
Fasilitas yang
lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi
tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang
diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika
seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti
kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan mahasiswa
untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi
tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu
jangan biarkan si anak berduaan dirumah.
4. Tekanan
dari seorang pacar
Karena kebutuhan
seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal
ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan,
penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran
seperti itu sangat banyak dijumpai.
5. Pelampiasan
diri.
Faktor ini tidak
hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.
6. Kurangnya
pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap
bahwa hubungan seks bebas adalah bentuk penyaluran kasih sayang dalam
sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan
pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk
rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti
itu.
7. Rasa
ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari
bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8. Tontonan
yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh
mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa
yang mereka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam
membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang
ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar.Acara televisi
begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut
saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa
meningkatkan gairah para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak
remaja teracuni dengan pesan sesatnya.
Ditambah lagi,
maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar sekitar wilayah dada, dan
buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang tidak layak dilihat lainya.
Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah
kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya
tontonan yang mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini
sehingga kelak saat remaja menjadi remaja yang baik.
9. Pergaulan
bebas.
Pergaulan bebas yang
melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan berujung
pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang lupa diri,
merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung pada seks
bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.
10. Masa remaja terjadi
kematangan biologis.
Seorang remaja sudah
dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa sebab
fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruhi oleh stimuli yang
merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita
cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis
yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri cenderung berakibat
Negatif, yakni terjadi hubungan seksual pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya
kematangan biologis yang disertai dengan kemampuan mengendalikan diri akan
membawa kebahagian remaja dimasa depannya sebab ia tidak akan melakukan
hubungan seksual pranikah.
11. Rendahnya pengetahuan
tentang bahaya seks bebas.
Sehingga mereka
beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka.
Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya
pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan
kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai
seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan
atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya
atau mencobanya.
12. Faktor lingkungan seperti
orang tua, teman dan tetangga.
Di dalam faktor ini
tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan
ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken
home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena
terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di
bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman merupakan orang
yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang remaja
atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih
teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah
ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia
harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa depannya
jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan kemaksiatan.
14. Kegagalan remaja menyerap
norma
a. Hal ini disebabkan karena norma-norma
yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.
Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan
norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
b. Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang cukup
kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman
sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan
tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun
karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja
menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis
rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan
ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua
adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Ada banyak sebab
remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi
semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja
dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja. Hal tersebut
menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri
kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan
bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita
sendiri.
Kita harus dapat
menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan
agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat
lah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena
itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita
nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan
YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama
di dalam diri kita sendiri.
C. Akibat dari
Seks Bebas
Selain memiliki hukum haram, seka bebas
memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi si pelaku. seks bebas juga
dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal
yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:
a) Hilangnya
Kehormatan.
Hilangnya kehormatan, jatuh martabatnya
baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan
meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada
seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama
pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat
perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga kehormatannya.
b) Prestasi
cenderung menurun.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa
sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu tertuju pada hal
negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat
kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun diperkuliahan akan
menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains ebagainya dapat
menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
c) Zina
Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang mampu dicium oleh
orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam.
d) Hamil
Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah akan sangat
menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah,
pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya ada
yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan
menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
e) Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil diluar nikah akibat
seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna menutupi aib ataupun
mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal
tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.
f) Tercorengnya Nama Baik Keluarga.
Semua orang tua akan merasa sakit
hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di idam-idamkan hamil diluar
nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut
akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.
g) Tekanan Batin.
Tekanan batin yang mendalam dikarenakan
penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan sering murung dan berfikir
yang tidak rasional.
h) Terjangkit Penyakit.
Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta
penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker
mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun,
risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
i) Ketagihan.
Seks bebas dapat menyebabkan seseorang
ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya
karna keinginan yang tidak terkontrol.
j) Gangguan
kejiwaan.
Akibat seks bebas seseorang dapat
mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna ketidak mampuan
menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil serta takut terhadap
hukuman Tuhan.
D. Upaya
Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks bebas yang
terjadi pada remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa upaya.
Upaya-upaya tersebut antara lain:
1. Mempertebal
keimanan dan ketaatan kepada Tuhan YME. Mendekatkan diri kepada tuhan akan
menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2. Menanamkan
nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara
lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru,
orangtua dan tokoh masyarakat.
3. Menanamkan
Nilai Ketimuran.
Kalangan
remaja dan mahsiswa kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan
pentingnya nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu
berkaitan dengan nilai Keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran.
Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu
dipegang. Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya.
Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda
akan berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4. Menghindari
perilaku yang akan merangsang seksual.
Melalui
pakaian, perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual
seperti bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5. Pendidikan.
Pendidikan
yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6. Pendidikan
sex (Sex Education).
Hal
ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh
seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga ia dapat
menyalurkan secara baik, benar dan legal.Pendidikan Kesehatan Reproduksi di
kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi,
tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini
bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia
remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan
anak-anaknya.
7. Penyuluhan
tentang seks bebas.
Dalam
penyuluhan tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan
mahasiswa tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat
menghindarikan diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8. Menegakkan
Aturan Hukum.
Sudah
sepatutnya para penegak hukum menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh
para kaula muda untuk berpacaran.
9. Jujur
Pada Diri Sendiri.
Yaitu
menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga seks bebas tersebut dapat dihindari. Jadi
dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka
yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki
Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki
cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan
masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita. Karna pada umumnya terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya
kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran
sehat.
Berpacaran
sangat lekat hubungannya dengan seks, karena tidak sedikit mereka yang
melakukan seks bebas bersama kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran
sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan seks, pacar
sebagai pemberi motivasi.
12. Menjauhkan
diri dari beduan ditempat sepi.
Seks
bebas bisa terjadi dengan didukungkan suatu tempat, jadi apabila seorang remaja
atau mahasiswa yang masih polos akan mudah dirayu yang berujung pada seks
bebas. Apabila sepasang remaja atau mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka
ada orang ketiga yaitu setan yang dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
13. Munakahat.
Munakahat atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah
yang ditawarkan oleh Islam sebagai salah satu solusi
atas seks bebas. Karna pada dasarnya pacaran yang baik adalah
pacaran setelah menikah, untuk menghindarkan fitnah dan perbuatan zina.
Itulah
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi adanya pergaulan bebas
khususnya di kalangan remaja. Selain itu, kita juga harus mewaspadai hubungan
dengan lawan jenis apakah hubungan ini mengarah pada sex bebas atau tidak,
untuk memperoleh kepastian alangkah baiknya jika mengetahui tahapan-tahapan menuju
sex bebas Berikut ini ada tahapan-tahapan yang dilakukan remaja dan mahasiswa
sehingga mereka melakukan seks bebas:
1) Dimulai
dengan pegangan tangan
2) Ciuman
sebatas pipi dan kening
3) Ciuman
bibir
4) Berpelukan
5) Kemudian
mulai berani melepas pakaian bagian atas
6) Meraba
bagian yang sensitif
7) Hingga
terakhir melakukan hubungan seks
Biasanya
para remaja pada saat berpacaran baru berani melakukan tahapan dari nomor 1
sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak juga yang berani melakukan tahapan nomor
6, tapi hanya sebagian kecil yang sudah berani melakukan hubungan seks dengan
pacarnya).
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
a. Sebagai
panutan (suri tauladan)
b. Sebagai perawat dan
pelindung
c. Sebagai
pendidik dan sumber informasi
d. Sebagai pengarah
dan pembatas
e. Sebagai teman
dan penghibur
f. Sebagai
pendorong
Hal
tersebut dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak
tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti sex
bebas.
E. Pandangan Agama Islam
Terhadap Seks Bebas
Tidak ada satu
agamapun yang mewajibkan pengikutnya untuk melakukan seks diluar
nikah, Pandangan dari berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif
terlebih lagi di agama islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : “Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)
Dan pernyataan yang
menyataakan bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar setelah syirik dan
pembunuhan, dan termasuk kekejian yang membinasakan dan kejahatan yang
mematikan. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang
lebih besar di sisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seorang lelaki
pada rahim yang tidak dihalalkan baginya.”.
Adapun hukumannya
yang diterapkan di agama Islam adalah dengan menegakkan hukuman bagi pelaku
zina baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah berupa rajam dengan
lemparan batu hingga meninggal agar seluruh anggota tubuhnya merasakan siksaan
itu sebagai hukuman bagi keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai
gambaran bahwa mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya
dirajam dengan menggunakan batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan
itu. Bila keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100
kali dengan cambukan yang paling keras dan dibuang dari negeri asalnya selama
satu tahun. Di Indonesia tidak dapat memberlakukan hukum rajam karena
indonesi merupakan negara yang domokrasi, hukum rajam berlaku di negara islami
seperti arab.
Sekuat-kuatnya mental
seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus
mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat
akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih
berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu
kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan
remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga
dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih
teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman
dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu, sudah saatnya di
kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di
sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Melihat fakta yang
terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya
muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina.Jika hal ini dibiarkan, maka akan
sangat berabahaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya jika umat Islam
yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan.
Naudzubillahi min zaalik. Padahal Islam telah menetapkan dan mengatur
batas-batas dalam pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata
dan memelihara kehormatan (tarji).
Solusi islam dalam penanggulangan seks
bebas yaitu:
- Memberikan hukuman yang berat seperti
yang telah disampaikan sebelumnya sehingga manusia merasa takut untuk berbuat
zina.
- Memberikan suatu ketetapan yang mampu
memberitahukan kedalam hati nurani kita bahwa berzina itu salah dan akan
menimbulkan malapetaka.